Sabtu, 21 Januari 2012

Berjuang Membentuk Serikat Buruh

BURUH PERKEBUNAN GLEN FALLOCH BANYUWANGI
“Berjuang Membentuk Serikat Buruh”

Buruh perkebunan di Indonesia yang bekerja di perkebunan adalah buruh yang secara turun temurun diwariskan oleh nenek moyang mereka. Ada yang dari kakek sampai cucunya bekerja di perkebunan. Tak terkecuali buruh-buruh kebun di banyuwangi khususnya buruh perkebunan Glen Fallcoh. Mereka hidup dan matipun di perkebunan ini, jadi kebun adalah tempat yang tidak bisa di pisahkan dalam kehidupan mereka. Karena rumah dan anak mereka juga tinggal di kebun.

Perkebunan Glen Falloch itu sendiri di tanami kelapa, sengon, kakao dan tebu. Ada kurang lebih 200 orang buruh yang di pekerjakan. Upah yang di berikan masih jauh dari UMK 2011 865 ribu rupiah, mereka memperoleh upah mermacam-macam ada yang menerima 500, 650, 700 sampai 865. Mereka hidup dalam perumahan persil dengan ala kadarnya. Perumahan yang kotor, fasiltas air dan kamar mandi kurang memadai. Untuk bisa mensekolahkan anak, mereka terpaksa harus beternak kambing, sapi, atau pekerjaan lainnya. Anak-anak mereka rata-rata berpendidikan SMP.

Buruh yang bekerja di perkebunan ini masih banyak yang bersatus harian lepas meskipun mereka sudah bekerja lebih dari 15 tahun. Mereka juga tidak di ikutkan pada program jamsostek bagi buruh harian lepas, sedangkan buruh yang tetap tidak di ikutkan pada program jaminan pemeliharaan kesehatan. Kalau pun buruh sakit mereka harus berobat pada puskesmas yang sudah di tentukan dan itu jauh dari perkebunan. Buruh bekerja 7 hari kerja dalam seminggu mulai dari jam 6 pagi sampai jam 1 siang.
Sebagai perusahaan perkebunan yang ada sejak zaman belanda, ada serikat buruh yang pernah ada di perusahaan ini, seperti Serikat Pekerjan Perkebunan (SP BUN) SARBUMUSI hingga Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI). Namun keberadaan serikat-serikat ini tidak mampu memperjuangkan dan melindungi hak-hak buruh yang di rampas oleh pengusaha. Justru keberadaan serikat tersebut menjadi mata-matanya perusahaan dan menghambat perjuangan buruh.

Oleh karena itu 10 orang buruh mulai sadar dan berkumpul di perumahan persil dan berdiskusi terkait perbaikan kondisi kerja. Mereka akhirnya bersepakat untuk membuat wadah organisasi buruh yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) dan memilih pengurus PSB Glen Falloch sebagai Ketua Dulawi, Wakil Ketua: Anang, Sekretaris: Agus saini dan 3 hari kemudian di daftarkan ke Disnaker Banyuwangi.

Di akhir pertemuan buruh-buruh ini bersepakat untuk merumuskan program-program perjuagan jangka pendek dan jangka panjang. Mereka bersepakat untuk melakukan pendidikan-pendidikan 2 minggu sekali untuk mempelajari mengenai hak-hak dasar buruh, hak berserikat dan peraturan-peraturan perburuhan lainnya. Mereka juga bersepakat untuk rapat pengurus 1 bulan sekali dan rapat anggota 3 bulan sekali. Tujuan di adakan pendidikan dan rapat rutin adalah agar semua buruh benar-benar paham fungsi dan maksud didirikannya sebuah serikat buruh. Selain itu, pendidikan yang diikuti oleh seluruh buruh akan membuat buruh semakin pandai, kritis, berani dan mampu mentransformasikan pada buruh di perkebunan yang lain yang ada di banyuwangi. Upaya-upaya ini akan menjawab persoalan kondisi kerja kearah yang lebik baik dan mampu berjuang bersama-sama dengan buruh-buruh yang lain.

Hidup Buruh !




TUNDUK TERTINDAS ATAU BANGKIT MELAWAN,

KARENA MUNDUR ADALAH BENTUK PENGKHIANATAN
 
. . .

HANYA ADA SATU KATA LAWAN….!!!!!!





- (Rawi) -

Tidak ada komentar:

Posting Komentar